Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Aphrodite dan Wanita Lainnya

Gambar
Langkahnya terbilang cepat dan mantab. Dari balik meja kopi aku memandangnya dan sedikit merasa gelisah. Bagaimanapun juga, secara tidak langsung, ia menjadi korban kami. Dalam beberapa langkah, Ia sudah berada di hadapanku. “Rumi?”, tanyanya. Setelah kuanggukkan kepalaku, Ia langsung menjatuhkan beban tubuhnya pada kursi di hadapanku. Wajahnya yang tak bernoda sedikitpun, menunjukkan wanita kelas atas yang terbiasa hidup tanpa kerja keras. Rambutnya tergulai lemas di bahunya, dengan kacamata yang menampilkan kecerdasan di balik kepalanya. Ia lulusan sebuah universitas di London, seingatku. “Aku Paris.”, ujarnya. Tentu saja aku tahu. Ini yang kedua kalinya ia memperkenalkan diri. “Kamu tahu maksudku mengajakmu bicara?”, tanyanya. “Aku tidak tahu keseluruhannya. Namun nampaknya aku dapat menebak. Mengenai Rendra?” “Tepat! Apa kau pikir, aku tidak akan mengetahui hubungan kalian?”, tegasnya. Aku tersenyum, nampaknya membuat wanita berparas anggun di hadapanku sem...

Galau Rasa Kopi

Seonggok kegalauan yang masih tersisa di pesisir hati. Entah apa maksudnya. entah apa penyebabnya. Yang pasti galau.. hashtag eaa Alasan-alasan ringan nan kacau diiringi hujan yang tersirat dan tugas yang belum disunat berkonspirasi menghasilkan senyawa galau ini tulisan berisi keluhan dilatari rintih-rintih kepedihan ndak ada yang mau menyambut yang pasti Tuhan juga kalang kabut ealaah ndok, yo gene?

Ketika Jaka Bertemu Pasta

Gambar
Aku meratapi matahari yang pancaran sinarnya sempat menusuk mataku, merasuk lewat jendela kaca disampingku. Baru beberapa saat yang lalu sosoknya menghadirkan kehangatan, kini memancarkan pesonanya, meminta untuk dipandang dan diperhatikan, dan kelak akan menghilang bila tiba saatnya. Aku berjumpa dengan sosok semacam ini, yang rimbanya kini entah berada dimana. Aku mengeluh dalam peluh, sisa semalam yang belum habis karena merindunya. Kugosokkan kain lap pada meja-meja yang nantinya akan ditumpahi tetesan-tetesan kopi atau serbuk abu rokok oleh para pelanggan, pembantaian pada para pengukir yang karyanya dicurahkan untuk meja di warung kopi ini. Selama berbulan-bulan, kegiatan membersihkan campuran debu, abu, dan kopi menjadi hal yang kutunggu karena sosoknya yang menungguku di meja nomor 23 dengan senyumnya di balik laptop yang memamerkan gigi putihnya. Mungkinkah dia di negeri seberang sana, mencari ilmu yang katanya tak akan didapatkan disini? “Jaka, suatu hari nanti, aku ...