She is Jill
Jillian..
Aku memandangnya kala itu.
Matanya mendelik marah, dibiarkan rambutnya yang panjang menutupi wajahnya.
Aku terkejut melihatnya, namun tetap tersenyum.
Kusibak rambut yang menutupi wajah cantiknya,
namun Ia menoleh, tak ingin disentuh.
"Keras kepala!", ujar si Ibu.
Hanya dalam hitungan bulan, dia sudah menghela udara yang sama denganku.
Dia berada di dalam ruanganku, menjadi anak didikku
Matanya tak pernah lagi menatap marah, justru haus akan pengetahuan.
"Bagaimana laba-laba bisa naik di tembok? Kenapa Jill tidak? Kalau tangan Jill ada delapan, Jill bisa naik ke tembok?"
Aku dicerca ribuan pertanyaan akan setiap hal yang ditemukannya.
Senyumnya tak pernah mengembang bila dipuji.
Hanya secuil, dengan rona merah pada pipi.
Jill, Jill..
Sebuah pujian tidak akan membuatmu besar kepala.
Kemauannya tak bisa diganggu gugat.
Segala rayuan ditolak mentah-mentah.
Namun tidak ada yang salah dari menuruti keinginannya.
Ia hanya ingin mengobservasi. seorang pengamat sejati.
Jill.. Jill..
I miss your innocence in your smile.
your ambition in your eyes
and every detail in a question you asked.
Keep being thirsty of everything and I will see you growing up.
Aku memandangnya kala itu.
Matanya mendelik marah, dibiarkan rambutnya yang panjang menutupi wajahnya.
Aku terkejut melihatnya, namun tetap tersenyum.
Kusibak rambut yang menutupi wajah cantiknya,
namun Ia menoleh, tak ingin disentuh.
"Keras kepala!", ujar si Ibu.
Hanya dalam hitungan bulan, dia sudah menghela udara yang sama denganku.
Dia berada di dalam ruanganku, menjadi anak didikku
Matanya tak pernah lagi menatap marah, justru haus akan pengetahuan.
"Bagaimana laba-laba bisa naik di tembok? Kenapa Jill tidak? Kalau tangan Jill ada delapan, Jill bisa naik ke tembok?"
Aku dicerca ribuan pertanyaan akan setiap hal yang ditemukannya.
Senyumnya tak pernah mengembang bila dipuji.
Hanya secuil, dengan rona merah pada pipi.
Jill, Jill..
Sebuah pujian tidak akan membuatmu besar kepala.
Kemauannya tak bisa diganggu gugat.
Segala rayuan ditolak mentah-mentah.
Namun tidak ada yang salah dari menuruti keinginannya.
Ia hanya ingin mengobservasi. seorang pengamat sejati.
Jill.. Jill..
I miss your innocence in your smile.
your ambition in your eyes
and every detail in a question you asked.
Keep being thirsty of everything and I will see you growing up.
Komentar
Posting Komentar