Belajar BAK dan BAB (Toilet Learning)
Aku percaya, setiap orang tua punya cara terbaik dan waktu yang tepat untuk mengenalkan toilet pada anaknya.
Kembali lagi, disini aku hanya share pengalaman kami dalam mengasuh Mas Bhas.
Jadi Mas Bhas mulai sadar untuk BAK (buang air kecil/"Peepee") sejak 1 tahun 2 bulan.
Tapi bukan berarti ketika dia sadar, terus dia minta ke toilet >.<
Tahapan-tahapannya sebagai berikut:
1. Sedari kecil, kami membiasakan untuk bereaksi ketika Mas Bhas sedang BAK atau BAB. Yang pertama, supaya dia mengenal kata kerja yang dia lakukan. Jadi saat Mas Bhas sedang BAK, kita sering bilang "Wah, Mas Bhas peepee ya?".
Hal ini terbilang mudah karena Mas Bhas cukup ekspresif (jadi semua tindakannya, terlihat dari ekspresi wajah). Juga kemungkinan besar karena kita menggunakan popok kain, yang dengan cepat terdeteksi secara visual :p
2. Karena perbedaan pendapat mengenai cara membersihkan kotoran (menurut Mas Tom cukup dengan tissue basah, sedangkan menurut aku harus dengan air dan sabun), akhirnya kami membeli "potty" yang bisa diletakkan di toilet dewasa sejak Mas Bhas 9 bulan (pastikan sudah bisa duduk dengan tegak ya).
Hal ini memudahkan kita berdua untuk membersihkan kotorannya Mas Bhas, dengan cara kita masing-masing. Tapi akhirnya, ketika Mas Bhas menunjukkan gejala-gejala BAB, langsung aku dengan sigapnya, dudukin dia di toilet. Dan dia pun mulai terbiasa untuk "poopoo" di toilet.
3. Ketika sudah mulai bisa jalan, kami mengajak Mas Bhas untuk ke kamar mandi untuk buang air kecil. Awalnya, main di kamar mandi bisa menghabiskan waktu 15 menit sendiri sampai Mas Bhas benar-benar peepee. Tapi kelamaan, waktu Mas Bhas untuk buang air kecil sudah bisa dideteksi. Dari setiap 30 menit sekali sampai kira-kira 45 menit. Saat itu, Mas Bhas sudah mulai pelan-pelan lepas popok.
Nah, Mas Tom dan aku juga punya perbedaan pendapat sedikit mengenai hal yang kita lakukan setelah pipis. Menurut aku, setelah selesai buang air kecil, tandanya Mas Bhas sudah selesai ritual dengan kamar mandinya. Karena tujuan awal hanya BAK. Kalo keterusan main, dia akan bingung membedakan "pee" dan "main".
Tapi menurut Mas Tom, menghentikan Mas Bhas main setelah pipis, justru akan membuat dia menolak pipis. Karena Mas Bhas akan berpikir "Kalau aku pipis, aku nggak main lagi."
Semuanya masuk akal sih. Akhirnya ya, kita lakuin cara kita masing-masing (lagi) :)
4. Ritual ngajak ke kamar mandi selesai juga saat Mas Bhas sudah bisa bilang "peepee", yaitu saat dia umur 1 tahun 2 bulan. Disini, kita sudah nggak pakai popok sama sekali. Tujuannya juga supaya dia aware ketika telat ke toilet. Karena otomatis, celana dan lantai akan basah. Walaupun lebih ribet, karena harus pakai disinfektan setelah ngelap lantai bekas pipis, tapi aku dan Mas Tom konsisten ngejelasin "Peepee ya, hebat. Lain kali di toilet ya." Karena dilakukan setiap hari, jadi nggak berasa sama sekali. Lama-lama, Mas Bhas juga konsisten untuk peepee dan poopoo di toilet.
Ada beberapa hambatan yang sampai blog ini ditulis, masih terus dilakukan.
Yaitu, saat Mas Bhas tidur.
Sampai saat ini, kalau Mas Bhas tidur (terutama tidur malam), masih pakai popok. Kembali lagi, karena Mas Bhas tipe yang cepet terganggu saat tidur. Bahkan ketika popok kainnya super basah, dia bisa kebangun tengah malam. Dan butuh waktu sekitar 30menit - 1 jam untuk membuat dia kembali tidur.
Jadi sampai hari ini, Mas Bhas umur 1 tahun 9 bulan, Mas Bhas masih tidur di crib dengan popoknya >.<
Komentar
Posting Komentar